Rumus Inventory Turnover Ratio Adalah
Cara Meningkatkan Rasio Inventory Turnover
ilustrasi Rumus Inventory Turnover. source envato
Jika sudah tahu apa itu inventory turnover ratio dan rumus inventory turnover saatnya untuk mengetahui beberapa trik agar peputaran persediaan bisa lebih optimal.
Rumus Inventory Turnover Ratio
Inventory Turnover Ratio dihitung dengan menggunakan rumus dasar yang membandingkan penjualan bersih suatu periode dengan rata-rata persediaan selama periode yang sama. Berikut adalah rumus Inventory Turnover Ratio:
Rata-Rata Persediaan = (Persediaan Awal + Persediaan Akhir) / 2
Inventory Turnover Ratio = Penjualan Bersih / Rata-rata Persediaan
Ketahui Usia Produk dan Kurangi Stok yang Usang
ilustrasi Rumus Inventory Turnover. source envato
Produk yang sudah lama tertimbun sudah saatnya dieliminasi. Usia produk yang terlalu lama bisa menimbulkan kerugian karena menyebabkan kelebihan stok.
Dalam hal ini akan ada yang namanya laporan stock aging sehingga bisa lebih akurat dalam mengetahui perputaran setiap barang dagangan.
Hal ini akan sangat membantu pebisnis lebih fokus pada barang dagangan yang mengalami perputaran stok lambat.
Ada software inventory management yang bisa membantu pebisnis mengetahui usia setiap produk yang ada.
Pergerakan barang mulai dari barang datang atau diterima hingga dikirim pada konsumen bisa dikontrol dan diawasi dengan mudah.
Baca juga : 8 Jenis Persediaan Barang Dagang dan Perhitungannya
Perencanaan Permintaan yang Akurat
Analisis permintaan pasar yang baik dapat membantu perusahaan memprediksi dan merencanakan kebutuhan persediaan dengan lebih baik.
Ini memungkinkan perusahaan memiliki persediaan yang sesuai dengan permintaan aktual, menghindari kelebihan, atau kekurangan persediaan.
Optimize your inventory turnover ratio
Inventory, sales, and profit have always had a significant relationship for retailers. Optimizing your inventory turnover ratio starts with using the right formula for the job. Overstocking can be just as hurtful as understocking, as it's bound to reflect on your balance sheet.
Yet once you figure out what your cost of goods sold divided by your average inventory is, you can start optimizing for efficiency, whether you’re planning for inventory control, streamlining your supply chain, or lowering warehouse expenses.
But don’t stop there. There’s plenty you can do once you have accurate financial ratios in your hands—from improving cash flow to adjusting your price points or even rethinking the mix of products you offer for better margins and less stocking expenses.
Cash Flow yang Lebih Baik
Dengan meningkatkan perputaran persediaan, perusahaan dapat memastikan bahwa modal tidak terkunci dalam persediaan yang tidak bergerak. Ini mengarah pada aliran kas yang lebih baik dan ketersediaan dana untuk kebutuhan operasional lainnya.
Membandingkan dengan Kompetitor
Melalui analisis inventory turnover, perusahaan dapat membandingkan rasio yang dimiliki dengan rata-rata industri atau pesaing. Hal ini membantu menentukan kondisi perusahaan dalam pengelolaan persediaan dibandingkan dengan standar industri.
Selain itu, perusahaan dapat membuat prediksi permintaan yang lebih akurat, baik dalam merencanakan produksi, pengadaan persediaan, dan strategi pemasaran yang lebih efektif dengan mengamati tren inventory turnover dari waktu ke waktu.
Understanding inventory turnover ratio
Even though buildings and equipment have a higher dollar value, inventory is your most important asset. One way to measure the performance of your retail business is inventory turnover.
A company’s inventory turnover measures the number of times stock is sold and replaced throughout the year. Turnover of 12 means that the average inventory moves through the store once a month.
Also known as “stock turn” or “inventory turn,” inventory turnover is often calculated annually to account for different shopping seasons throughout the year, like back to school or the winter holidays, which can affect total inventory numbers.
High inventory turnover equals high business performance. It suggests that you:
High inventory turnover rates suggest you effectively sell the inventory you buy. Low inventory turnover means the opposite, because products get stuck in a warehouse and acquire holding costs. Low turnover also indicates you:
There are also exceptions to the rule. An extremely high turnover can also indicate ineffective buying and low inventory, which results in stock shortages and lower sales.
Example of inventory turnover ratio
Say you’re a sock retailer and your company sells thousands of packs each month. What would an ideal inventory turnover ratio be if your starting inventory for the year was $5,800 and your ending inventory for that same year was $2,600, with a cost of goods sold total of $3,700?
Your formula would look like this:
COGS / (beginning inventory + ending inventory / 2) = Your inventory turnover ratio
$3,700 / ($5,800 - $2,600/2) = 2.3125
What can you infer from a 2.3 inventory turnover ratio? This number means that, within a year, the sock retailer turns over its inventory around 2.3 times. Depending on what your store’s inventory management goals are, this might be a satisfactory rate to maintain.
However, if you’re wanting to sell more socks, you'd need to look for ways to fix your low inventory turnover ratio, restock your shelves more quickly, and increase that 2.3 yearly turnover ratio while being careful not to go overboard with purchases that simply turn into excess inventory.
Penggunaan Teknologi dan Sistem Informasi
Implementasikan sistem manajemen persediaan yang canggih untuk memantau dan mengelola persediaan secara real-time. Automatisasi dapat membantu mengurangi kesalahan manusia dan meningkatkan efisiensi.